SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA
A.
Persebaran
Manusia Tua di Indonesia Austro Melanosoid
Keberagaman
manusia Indonesia saat ini sangat menarik perhatian untuk diketahui lebih
lanjut mengenai asal usulnya. Manusia Indonesia tentu saja sudah ada sejak satu
juta tahun yang lalu. Dimana waktu itu Dataran Sunda masih merupakan sebuah
daratan, dan waktu Asia Tenggara bagian benua dan bagian kepulauan masih
bersambung menjadi satu.
Fosil manusia
purba ditemukan di beberapa desa daerah lembah Bengawan Solo, salah satunya
adalah Phitecantrhopus Erectus. Namun
dapat diidentifikasi bahwa ciri-ciri fisik manusia tersebut berbeda dengan
manusia sekarang. Lalu selanjutnya ditemukan pula sejumlah fosil yang bentuknya
menunjukan sebuah evolusi dari manusia asli penduduk Dataran Sunda tersebut di
Ngandong yang oleh para ahli antropologi
disebut Homo Soloensis.
Homo Soloensis itu dalam beberapa puluhan ribu tahun
kemudian berevolusi menjadi manusia seperti sekarang denga cirri-ciri ras yang
menyerupai penduduk asli Australia. Sisa fosil dari makhluk ini ditemukan pula
di Wajak yang kemudian atripolog menyebutnya dengan Homo Wajakensis. Fosil itu
menunjukan banyak persamaan dengan fosil-fosil dari nenek moyang penduduk asli
Australia, yang ditemukan di Talgai, di daerah Darling Downs, Queensland,
Australia Timur dan di Keilor sebelah barat laut kota Melbourne, Australia
Selatan (Koentjaraningrat, 1979, p. 4)
.
Nenek moyang
dari manusia wajak tersebuat adalah Austro
Melanosoid yang penyebarannya sudah berlangsung lebih dulu sebelum jaman glasial atau jaman es berakhir dimana
pada waktu itu Irian belum terpisahkan dari bagian barat Indonesia dan dari
benua Australia. Mereka menyebar ke arah
timur menduduki Irian dan ada yang menyebar ke
arah barat.
Austro-Melanesoid merupakan salah
satu ras yang melakukan migrasi ke Indonesia.
Bangsa ini memiliki ciri-ciri yaitu berbadan kekar, kulit kehitam-
hitaman, berambut kriting, bibir tebal, dan hidung mancung. Menurut Teuku Jacob penduduk asli Irian itu,
telah menyebar ke timur untuk menduduki Melanesia (Koentjaraningrat, 1979, p. 5). Berdasarkan pernyataan tersebut
dapat diketahui bahwa orang Austro-Melanesoid
ini telah menyebar ke timur menyebrang dari Irian. Penyebaran orang Austro-Melanesoid
ke arah timur ini terjadi setelah mereka dapat mengembangkan suatu kebudayaan
pantai dengan sebuah perahu lesung bercadik yang pada awalnya hanya untuk
mencari ikan, menyusuri pantai namun kemudian mereka menyebrang ke pulau dihadapan
pantai pada saat cuaca cerah.
Penyebaran ke arah Barat pun dapat
teridentifikasi setelah ditemukannya abris
sous roches yaitu semacam tempat perlindungan di bawah karang dan sisa-sisa
alat-alat batu serpih bilah kecil di Flores Barat dan Timor Barat. Fosil yang
ditemukan di gua –gua Flores Barat tersebut menunjukan adanya cirri-ciri ras Austro-Melanesoid.
Orang Austro-Melanesoid di bagian
Barat dan Timur Indonesia memang
mengembangkan kebudayaan yang hampir sama. Namun masih terdapat perbedaan yang
cukup jelas berdasarkan bukti sejarah yang ditemukan. Perbedaan tersebut saah
satunya ialah bahwa orang Austro-Melanesoid yang menyebar ke wilayah barat
kepulauan Indonesia teridentifikasi telah memakan kerang yang dibuktikan dengan
ditemukannya tumpukan sampah kerang yang sekarang lazim disebut kjokkenmoddinger (sampah dapur).
Bukit-bukit sampah tersebut dapat ditemukan sekarang di Sumatra Timur dan Utara
dekat Medan, dekat Langsa di Aceh dan Perak, Kedah dan Pahang di Malaysia.
Di Jawa Timur juga ditemukan
kapak-kapak genggam seperti di Gua Sodong di Besuki, Gua Pretruruh di
Tulunggagung, dan Gua Sampung di Ponorogo. Selain itu ditemukan pula di Vietnam
Utara dalam bukit-bukit kerang di pegunungan Bacson, di sebelah utara kota
Hanoi sekarang, dan di gua-gua propinsi Hoa-binh di Vietnam Tengah.
Dari berbagai penemuan bukti
sejarah di berbagai tempat tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya persebaran
orang Austro-Melanesoid dari timur ke barat berasal dari Jawa, melalui Sumatra,
Semenanjung Melayu dan Muang Thai Selatan sampai di Vietnam Utara.
Para ahli paleo-antropologi menyebut orang Austro-Melanesoid sebagai
penduduk asli orang Irian yaitu Papua Melanosoid dengan alasan bahwa mereka
telah menurunkan penduduk Irian sekarang dan penduduk kepulauan Melanesia. Lalu
pada perkembangannya, orang Papua Melanosoid di Irian ini mengembangkan suatu
kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan di bagian barat kepulauan Indonesia
yaitu budaya kapak lonjong. Kemudian kebudayaan kapak lonjong ini dapat
diidentifikasi asal penyebarannya yaitu dari daratan Asia ke Jepang, Formosa,
Filipina lalu ke Indoesia Timur yaitu ke Maluku Utara dan ke Irian.
Daerah penyebaran budaya kapak
lonjong tersebut dapat diketahui dengan ditemukannya kapak sejenis di berbagai
tempat selai di Irian seperti di Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa dan
Serawak (Kalimantan Utara). Selain di kepulauan Indoonesia, kapak tersebut juga
ditemukan di Tiongkok dan Jepang, di daerah Assam dan Birma Utara. Penemuan-penemuan di Formosa dan Filipina
memperkuat pendapat ini (Soekmono, 1973, p.
54).
Diperkirakan bahwa proses
persebaran orang Austro-Melanesoid terjadi diantara 10.000 sampai 2.000 SM.
Persebaran tersebut misalnya dari Irian ke kepulauan di sebelah barat daya dan
kembali, persebaran bangsa-bangsa dari Irian ke pulau-pulau di sebelah
baratnya, persebaran orang Austro-Melanesoid dari Jawa ke barat dan utara
sampai di Vietnam Utara dan sebaliknya, persebaran dari Jepang melalui Riukyu,
Taiwan dan Filipina ke Sulawesi dan kemudian percampuran ras dan kebudayaan di
Sulawesi Selatan.
Ketika bangsa Melanesoid datang,
mereka mulai menetap, walaupun seminomaden. Jika sudah tidak mendapatkan lagi
makanan mereka akan pindah. Oleh karena itu, mereka memilih daerah yang banyak menghasilkan. Kebudayaan
bangsa Melanesoid ini adalah kebudayaan Mesolitikum yang sudah mulai hidup
menetap dalam kelompok, sudah mengenal api, meramu dan berburu binatang. Sekitar
tahun 2000 SM, bangsa melanesoid yang akhirnya menetap di nusantara kedatangan
pula bangsa dan kebudayaannya lebih tinggi yang berasal dari rumpun melayu
austronosia yakni bangsa melayu tua atau proto melayu, suatu ras mongoloid yang
berasal dari daerah yunan, dekat lembah sungai Yang Tze, Cina Selatan.. (Ubaidilah,
2013). Sehingga peran dari bangsa yang lebih dulu datang ke Indonesia
ini mulai tergantikan perannya.
Seperti kita ketahui, di dunia ini
terdapat beberapa ras yang membedakan suatu bangsa dari ciri fisiknya. 4 ras
besar dunia tersebut adalah Ras Mongoloid, Ras Kaukasoid, Ras Negroid dan Ras
Australoid. Jika kita hubungkan pembahasan mengenai persebaran manusia tua di
Indonesia ini yaitu Austro Melanosoid maka dapat kita tarik akarnya bahwa
manusia ini memiliki ciri-ciri dari ras Australoid. Dimana ras tersebut
pusatnya di Australia lalu menyebar ke Indonesia bagian Timur khususnya wilayah
Papua yang pada saat itu masih bersatu dengan Australia seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Dari Papua, kemudian orang Austro Melanosoid menyebar ke
arah timur ke kepulauan Melanesia dan ke arah barat kepulauan Indonesia. Demikianlah
awal mula penyebaran bangsa Austro Melanosoid di Indonesia yang sekarang
menjelma menjadi penduduk Irian saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar