Belajar
Bagaimana Pengaruh Hindu-Budha Bagi Perkembangan Budaya Lokal Masyarakat di
Nusantara
Apa yang terlintas di benak kalian
apa bila membaca dan mendengar tentang Hindu-Budha? Pasti yang langsung
terlintas di benak kalian adalah Agama dan kerajaan, tapi ternyata selain itu
pengaruh Hindu-Budha juga mencakup aspek kebudayaan. Kalian pasti tahu kan
candi Borobudur? Atau Wayang? Itu merupakan salah satu contoh dari percampuran
budaya Hindu-Budha dan budaya lokal Nusantara. Tidak dapat kita pungkiri lagi
bahwa budaya di nusantra di pengaruhi oleh budaya Hindu-Budha, dua kebudayaan
yang di Negara asalnya India sangat berbeda semua aspeknya namun dapat
berdampingan dan serasi. Kedua budaya
itu dapat saling mengisi dan mempengaruhi budaya yang ada di Nusantara. Sebelum
masuknya agama Hindu, masyarakat di Nusantara telah memiliki kepercayaan dan
budaya yang cukup maju. Dengan kedatangan pengaruh Hindu-Budha memberikan warna
tersendiri bagi perkembangan budaya di Nusantara. Kebudayaan Hindu-Budha tidak
diterima begitu saja, tetapi disesuaikan dengan keadaan masyarakat di Nusantara
pada masa itu. Hal ini diakibatkan adanya lokal genius, jadi budaya Hindu-Budha
yang hanya sesuaai di terapkan di Negara asalnya yaitu India di hilangkan
karena tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Nusantara. Contoh-contoh perpaduan dari Budaya Hindu-Budha antara lain
dalam bidang Seni Banguan, Seni Rupa, Seni Sastra, Pemerintahan, dan
Intelektual.
·
Seni Bangunan
Pengaruh Hindu-Budha bagi perkembangan seni bangunan
di Nusantara berupa Candi, tetapi bisa kita lihat ada perbedaan antara fungsi
candi bercorak Hindu dan candi bercorak Budha. Dimana candi bercorak Hindu
biasanya di gunakan untuk pemakaman sedangkan candi bercorak Budha digunakan
untuk pemujaan, namun terdapat fungsi lain dari candi yaitu tempat semedi,
hiasan, tempat pemandian. Dilihat dari bentuknya dasar dari desain candi-candi
di Nusatara adalah Punden berundak. Punden berundak adalah peningalan kebudayaan
Megalitikum yang tetap digunakan dalam pembuatan candi. Seperti yang bisa kita
lihat bahwa bentuk candi terdiri dari; kaki candi, tubuh candi, dan atap candi. Dimana bentuknya
bertingkat-tingkat. Contoh dari candi Hindu antara lain: candi Prambanan, candi
Borobudur, candi Cangkuang, dan lain-lain.
Seni Rupa
Seni rupa Hindu-Budha adalah hasil akulturisasi antara budaya Nusantara dengan Hindu-Budha yang bersifat sakral sebagai media upacara. Merupakan perlambangan dan simbolis dari ajaran agama. Berpusat pada kerajaan atau peodal, karena seni rupa pada masa itu di laksanakan atas titah raja untuk memenuhi suatu proses upacara agama. Contohnya adalah prasasti dan realif-realif di candi, dan arca-arca. Hasil produk dari seni rupa Hindu-Budha kebanyakan adalah ukiran dan pahatan yang pola atau gambarnya berbeda dengan yang ada di India Negara asal kebudayaan Hindu-Budha. Namun alur cerita dan bentuk dasarnya tetap bernafaskan budaya Hindu-Budha yang asli. Contohnya, relief pada candi Borobudur, arca-arca Dewa-Dewi Hindu, arca Sidrata Gautama (Budha).
· Seni Sastra
Seni ini di anggap sangat penting karena sebagai penanda beralihnya kebudayaan Nusantra. Pergantian dari zaman praaksara kini menjadi zaman sejarah, digunakannya tulisan pada prasasti-prasasti yang ada diseluruh kerajaan di Nusantara pada masa itu. Tulisan yang digunakan adalah tulisan pallawa dan berbahasa sansekerta. Dan pada masa Kerajaan Majapahit lah beberapa karya sastra di kembangkan antara lain kitab Pararaton, kitab Negarakertagama, kitab Syair Sutasoma. Pada saat inilah peralihan media penulisan naskah yang semula di tuangkan diatas batu kini diatas lembaran daun lontar yang di sebut kropak. Selain itu pewayangan , wiracarita kepahlawanan, kitab-kitab hukum, merupakan contoh lain dari hasil karya seni sastra.
· Intekltual
Perkembangan intelektul pada masa Hindu-Budha di tandai dengan adanya perkembangan pola pikir masyarakat Nusantara. Dari yang masih sangat sederhana dimana pada masa itu adalah masa peralihan dari zaman pra sejarah ke zaman sejarah. Dengan kedatangan bangsa India yang membawa pengaruh baru bagi kebudayaan di Nusantara adalah suatu proses agar Nusantara nantinya dapat berkembang seperti saat ini. Perkembangan intelektual disini selain dari segi keagamaan, kepercayaan, budaya, bahasa, juga dari bidang teknologi. Bisa kita bayangkan bagaimana alat yang digunakan saat pembangunan candi-candi yang amat rumit dengan teknologi yang ada pada masa itu. Selain itu mulai terbetuknya jaringan intelektual atau pendidikan, hal baru bagi Nusantara yang memang belum pernah mengenal hal tersebut.
Nah dari bahasan diatas bisa kita lihat bahwa nenek moyang kita telah memiliki kearifan lokal sejak dahulu kala, dimana mereka menjalin sebuah hubungan negri dengan keadaan yang lebih maju dari mereka. Namun nenek moyang kita masih dapat mempertahankan jati dirinya, dan mengambil sisi positif dari pengaruh Hindu-Budha. Sehingga pada saat nanti, Nusantara dapat berkembang dan tidak tertinggal kebudayaannya. Jadi kita patutnya mencontoh nenek moyang kita, mereka mengambil hal-hal positif dari bangsa lain namun tetap tidak kehilangan landasan serta jati dirinya. Sehingga dapat kita lihat hasilnya sekarang bahwa pengaruh Hindu-Budha bagi perkembangan kebudayaan di Nusantara memiliki dampak yang sangat baik dan dapat kita nikmati hingga saat ini. Dapat kita pahami akhirnya bahwa pengaruh Hindu-Budha menjadikan budaya lokal Nusantra lebih kaya dan beragam.
· Pemerintahan
Sistem pemerintahan di Nusantara yang sederhana yang semula di pimpin oleh kepala suku yang memiliki kemampuan diantara angota suku yang lainnya, setelah datangnya pengaruh Hindu-Budha hal itu berubah. Perubahan ini mengikuti system pemerintahan yang berkembang di India. Kepala suku yang asalnya dipilih oleh angota suku berdasarkan kemampuannya kini di rubah, kepala suku di angkat menjadi raja dan selanjutnnya tahta di berikan kepada keturunanya. Di perkenalkan pula system pemerintahan yang lebih rumit, karena adanya birokrasi seperti adanya patih, penasehat kerjaan, menteri-menteri, dan lain-lain. Sehingga berkembanglah system pemerintahan di Nusantara dengan munculnya kerjaan-kerajaan.
Perkembangan intelektul pada masa Hindu-Budha di tandai dengan adanya perkembangan pola pikir masyarakat Nusantara. Dari yang masih sangat sederhana dimana pada masa itu adalah masa peralihan dari zaman pra sejarah ke zaman sejarah. Dengan kedatangan bangsa India yang membawa pengaruh baru bagi kebudayaan di Nusantara adalah suatu proses agar Nusantara nantinya dapat berkembang seperti saat ini. Perkembangan intelektual disini selain dari segi keagamaan, kepercayaan, budaya, bahasa, juga dari bidang teknologi. Bisa kita bayangkan bagaimana alat yang digunakan saat pembangunan candi-candi yang amat rumit dengan teknologi yang ada pada masa itu. Selain itu mulai terbetuknya jaringan intelektual atau pendidikan, hal baru bagi Nusantara yang memang belum pernah mengenal hal tersebut.
Nah dari bahasan diatas bisa kita lihat bahwa nenek moyang kita telah memiliki kearifan lokal sejak dahulu kala, dimana mereka menjalin sebuah hubungan negri dengan keadaan yang lebih maju dari mereka. Namun nenek moyang kita masih dapat mempertahankan jati dirinya, dan mengambil sisi positif dari pengaruh Hindu-Budha. Sehingga pada saat nanti, Nusantara dapat berkembang dan tidak tertinggal kebudayaannya. Jadi kita patutnya mencontoh nenek moyang kita, mereka mengambil hal-hal positif dari bangsa lain namun tetap tidak kehilangan landasan serta jati dirinya. Sehingga dapat kita lihat hasilnya sekarang bahwa pengaruh Hindu-Budha bagi perkembangan kebudayaan di Nusantara memiliki dampak yang sangat baik dan dapat kita nikmati hingga saat ini. Dapat kita pahami akhirnya bahwa pengaruh Hindu-Budha menjadikan budaya lokal Nusantra lebih kaya dan beragam.
· Pemerintahan
Sistem pemerintahan di Nusantara yang sederhana yang semula di pimpin oleh kepala suku yang memiliki kemampuan diantara angota suku yang lainnya, setelah datangnya pengaruh Hindu-Budha hal itu berubah. Perubahan ini mengikuti system pemerintahan yang berkembang di India. Kepala suku yang asalnya dipilih oleh angota suku berdasarkan kemampuannya kini di rubah, kepala suku di angkat menjadi raja dan selanjutnnya tahta di berikan kepada keturunanya. Di perkenalkan pula system pemerintahan yang lebih rumit, karena adanya birokrasi seperti adanya patih, penasehat kerjaan, menteri-menteri, dan lain-lain. Sehingga berkembanglah system pemerintahan di Nusantara dengan munculnya kerjaan-kerajaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar